Bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Tawau, Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) telah menyelenggarakan seminar internasional bertajuk ‘Indonesia's Investment Potential’ pada Kamis lalu (4/9). Seminar yang digelar secara daring ini berlokasi di Tawau, Sabah, Malaysia.

 

Dalam sambutannya, Kepala Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Tawau, Sulistijo Djati Ismojo, S.H., LL.M menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk mempromosikan investasi di calon ibu kota baru dan semua wilayah Indonesia. Selain itu, seminar ‘Potensi Investasi di Indonesia’ juga diharapkan mampu memberikan gambaran tentang potensi serta meningkatkan nilai investasi asing di Indonesia, khususnya di Kalimantan.

 

“Malaysia sebagai wilayah terdekat dengan ibu kota negara Indonesia yang baru, tentunya akan sangat menguntungkan bagi Indonesia. Pengusaha Malaysia tidak akan membawa tenaga kerja dari negaranya, sehingga akan menggunakan tenaga kerja Indonesia. Dengan demikian, akan membawa manfaat positif bagi peningkatan perekonomian di Kalimantan,” tutur Sulistijo.  

 

Sulistijo melanjutkan, Tawai, Sabah, Malaysia sendiri berbatasan dengan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Penghasilan utama dari wilayah Tawau adalah perkebunan kelapa sawit, di mana para pengusaha di sana tidak hanya memiliki perkebunan di Tawai, tetapi juga di wilayah Indonesia yang berdekatan dengan Sabah. Selain itu, penghasilan lain yang besar juga berasal dari perikanan—di mana Tawau menjadi tempat transit produk perikanan dari Kalimantan Utara untuk diekspor kembali ke Tiongkok, Taiwan, Semenanjung Malaysia, Brunei, dan Singapura.

 

Setelah Presiden Jokowi mengumumkan akan dibuat ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur, KRI Tawau telah beberapa kali menerima permintaan investasi. Tidak hanya itu, Ketua Menteri Sabah (setingkat gubernur) telah berkunjung ke Balikpapan untuk bertemu dengan Gubernur Kalimantan Timur dan membawa rombongan pengusaha Sabah untuk melihat potensi kerja sama ekonomi di Balikpapan.

 

“Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia akan membuka sebuah jalur Custom, Quarantine, Imigration, Security (CIQS) baru di Sei Manggaris (Kalimantan Utara)-Serudong (Sabah) yang akan menjadi jalur darat pertama penghubungan Kalimantan Utara-Sabah dan juga terhubung dengan jalur Trans Kalimantan di bagian Indonesia. Wilayah Serudong sangat dekat dengan Tawau sehingga banyak pengusaha Tawau yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia,” Sulistijo menambahkan.

 

Menakar Potensi Investasi di Indonesia

Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Jendral Peradi, Thomas E. Tampubolon. Menurutnya, seminar ini bertujuan agar investor asing yang ingin berinvestasi di Indonesia mendapatkan pemahaman tentang potensi Indonesia, terutama Kalimantan.


Dalam seminar ini, juga disampaikan tata cara perizinan dan peraturan yang berlaku sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai investasi asing di Indonesia. “Peradi berharap dengan memberikan output yang positif kepada investor asing tentang potensi berinvestasi di Indonesia (doing business in Indonesia), sehingga dapat terjadi peningkatkan investasi yang berdampak peningkatan di sektor ekonomi di wilayah yang menjadi tujuan investasi. Manfaatnya, selain akan mengembangkan perekonomian di Indonesia terutama di Kalimantan, bisa dirasakan pula secara langsung bagi masyarakat setempat, " Thomas menambahkan.

 

Seminar dihadiri langsung oleh sekitar 30 orang pengusaha di Tawau yang berasal dari Kamar Dagang China, Tawau; Dewan Perniagaan Bugis, Tawau; dan Dewan Perniagaan Bumi Putera-Tawau. Sementara itu, tiga pembicara yang terlibat dalam seminar di antaranya Partner Pendiri AKSET, Johannes C. Sahetapy yang membawakan materi bertema ‘Regulasi Investasi di Indonesia terkait Pendirian Perusahaan, Pembelian Tanah, Gedung, dan Alat-Alat Produksi’; Kepala Pusat Bantuan Hukum BKPM, Dr. Riyatno, S.H., LL.M. dengan tema ‘Daftar Investasi Asing yang Menjadi Fokus Pengembangan Pemerintah RI Tahun 2020’; dan perwakilan Peradi Cabang Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Nur Wakib, S.H., M.H. dengan tema ‘Kemudahan Berinvestasi di Indonesia, Khususnya di Kalimantan’.


 

Adapun seminar ditutup oleh Wakil Ketua Umum Bidang Internasional Peradi, Ricardo Simanjuntak, S.H., LL.M dan dimoderatori oleh Nirmala Many, S.H., MCL.

 

Sumber : https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5f521bcf35d11/menakar-potensi-investasi-lewat-seminar-internasional-bertajuk-indonesias-investment-potential

SEKRETARIAT DPN PERADI

PERADI TOWER
Jl. Jend. Achmad Yani No.116, Jakarta Timur 13120

T: +62 21 3883 6000, E: info@peradi.or.id

Copyright © Perhimpunan Advokat Indonesia 2015